Spiga

Prioritas Dalam Hidup

Dalam kehidupan kita sering melupakan prioritas hidup kita. Selalu kita mati-matian cari uang. Selalu kita berusaha habis-habisan. Bahkan mengorbankan kesehatan kita. Sampai pada suatu titik di mana kita jatuh sakit.

Saat kita sakit, saat badan kita terasa sakit semua, tulang rasanya ngilu, pokoknya segalanya menjadi tidak enak, maka kita tiba-tiba baru sadar. Apapun banyaknya uang yang kita punya, tetap kesehatan itu adalah hal yang sangat penting dalam hidup ini. Sering karena kesibukan bisnis kita - karena kemauan keras kita mencari uang - kita melupakan kesehatan kita.

Saat sakit, kita menyadari bahwa saat sedang sehat, kita tidak pernah menghargai kesehatan kita sendiri. Waktu kita sakit, barulah kita menyadari bahagianya kalau menjadi orang yang sehat.

Ada sebuah cerita tentang seorang manajer yang bekerja habis-habisan. Sampai suatu ketika umur 45 tahun dia melakukan check-up di Singapore. Dan ternyata ketahuan jantungnya mengalami penutupan. Harus dilakukan operasi by-pass pada saat itu juga demi kebaikannya.

Ketika dia masuk ke ruang operasi, sadarlah manajer itu. Dia merasa yang penting di dalam hidup ini ternyata bukan cuma uang saja. Dia merasa tiba-tiba saja mengalami perubahan dalam hidupnya.

Dengan cerita ini tidak berarti saya berkata uang itu tidak penting. Uang itu penting. Kerja keras itu penting. Bekerja habis-habisan itu penting. Tapi kesehatan kita juga penting.

Kadang-kadang kita perlu berdiam sejenak untuk merenungkan kembali prioritas hidup kita. Mungkin ada orang yang bekerja mati-matian, tiba-tiba terkejut ketika mengetahui bahwa anaknya pengidap sabu-sabu, karena kurangnya perhatian darinya selaku orang tua. Dia baru sadar bahwa dia tidak meluangkan waktu untuk memperhatikan anaknya ketika melihat putranya sudah 'rusak'.

Dalam kehidupan, kita harus memikirkan prioritas hidup kita. Kita tidak mungkin berharap semuanya baik. Semuanya sempurna. Tidak bisa. Kita harus mengalokasikan berapa % waktu dan energi kita untuk mencari uang. Berapa % untuk keluarga, berapa % untuk kesehatan kita, berapa % untuk kehidupan sosial dan lainnya. Karena hidup ini adalah merupakan sebuah pilihan.

Terusin baca..

Hidup tidak selalu Linear

Kali ini saya ingin anda berkhayal sedikit. Coba anda bayangkan sebuah pantai di Bali. Anda membuat tumpukan dari pasir. Pasir ditumpuk-tumpuk, ditambah-tambahi sehingga menjadi menara pasir (empire sand) yang tinggi, sampai anak kecil di samping anda iri, "Wah orang ini sudah dewasa masih main-main pasir".

Terus ditumpuk-tumpuk setinggi-tingginya. Sudah 1 meter lalu 1 meter 10 cm. Bentuknya tidak terlalu aneh. Masih terus ditambahi sehingga suatu saat sudah mencapai 1 meter 50 cm. Anda tetap menambahi. Tiba-tiba hancur semua menara pasir itu karena adanya tambahan pasir tersebut.

Demikian juga kita lakukan permainan balok-balokan. Balok disusun dan ditumpuk-tumpuk sampai 60-70 cm. Ketika anda meletakkan balok di atas balok teratas, tiba-tiba susunan balok jatuh dan hancur.

Saya ingin membuat anda berpikir bahwa kadang 1 titik saja mengakibatkan hancurnya keseluruhan. 1 hal kecil saja bisa mengakibatkan perubahan dalam kehidupan anda.

Saya punya teman; tergelincir jatuh, tulangnya patah. Masuk rumah sakit 3 bulan tidak sembuh-sembuh. Masih harus ini harus itu. Ada teman lain dibonceng sepeda motor oleh temannya. Jatuh, kepalanya kena batu, meninggal.

Banyak hal dalam kehidupan ini terjadi karena sesuatu hal kecil saja. Hal ini sering dikatakan sebagai 'Chaos Theory'. Ketika ada kupu-kupu mengepakkan sayapnya di Brazil maka terjadilah topan di Florida. Inilah yang dinamakan sebagai 'The Sandpire Effect'.

Dalam kehidupan kita banyak hal seperti ini. Anda pernah dengar cerita seseorang menolong orang yang kesusahan. Ternyata yang ditolong raja kaya raya. Sehingga orang ini jadi ikut kaya.

Nah anda harus tahu dalam kehidupan kita, banyak hal yang tidak linier. Bukan berarti menaruh 1 butir pasir tidak apa-apa, terus 100 butir jatuh. Tidak. Bisa saja menaruh seribu butir pasir bahkan sejuta butir pasir pun tidak apa-apa. Namun ketika kita letakkan 1 butir pasir lagi, menara pasir jadi runtuh.

Kehidupan ini sesungguhnya tidak linier. Bukan berarti orang yang bekerja keras lebih sukses. Atau orang yang lebih pintar lebih sukses. Tidak. Karena kadang ada hal-hal kecil yang bisa mengubah kehidupan manusia menjadi sesuatu yang berubah sama sekali. Jadi tetaplah untuk selalu memperhatikan hal-hal yang kecil dan remeh dalam kehidupan anda.

Terusin baca..

Mengapa Keyboard Anda disusun secara "QWERTY"

Sebuah cerita klasik tentang keyboard komputer. Anak saya pernah tanya, ”Pap, keyboardnya komputer ini kok ngatur ’abc’-nya seperti ini ? Kok bisa susunannya ’qwerty’. Bukankah ’a’ seharusnya di sebelah sini bukan di sebelah sana. Mengapa ?”

Buat anak umur 14 tahun ini adalah pertanyaan yang cukup menarik. Dia tanya kenapa keyboard ditata seperti itu. Apa tidak seharusnya huruf ’a’ ditekan dengan jari telunjuk -jari yang paling kuat - supaya gampang ngetiknya. Tidak diletakkan di ujung kiri yang ditekan oleh jari yang jarang dipakai, kelingking. Kenapa hal demikian terjadi ?

Dulu pada saat komputer belum ada, orang mengetik menggunakan mesin tik. Mesin mekanikal yang butuh dorongan tenaga dari jari-jari kita. Kalau ditekan 2 huruf sama cepatnya sering nyantol. Kalau huruf-huruf ditata sedemikian gampang ditekan dengan jari telunjuk, apa yang akan terjadi ? Orang akan mengetik terlalu cepat menjadikan mesin tiknya cepat rusak. Sehingga untuk memperlambat supaya lebih lambat, sengaja dibuat sulit. Sengaja dibuat tidak enak supaya mengetiknya perlahan-lahan.

Dan menariknya setelah ditemukan komputer, keyboardnya tetap mengikuti pola mesin ketik. Meski nantinya ditemukan cara penyusunan huruf yang baru, sehingga bisa lebih enak lagi, bisa lebih cepat lagi, tapi tetap saja orang-orang akan memakai susunan ’qwerty’ ini. Karena apa ? Karena sudah menjadi kebiasaan orang. Karena semua orang sudah memakai sebelumnya. Semua orang sudah belajar tentang cara yang ini.

Maka sebuah hal yang baik belum tentu mesti dipakai oleh semua orang. Kalau anda masih ingat jaman video dulu, saat Betamax vs VHS. Betamax secara teknologi lebih kecil, lebih bagus, lebih canggih, tapi VHS lebih mendunia. Kenapa ? Karena VHS keluar lebih dulu dan lebih diterima orang-orang.

Softwafe pun juga sama. Kenapa semua orang pakai Microsoft Office ? Karena orang lain pakai ini semua. Ini menjadi sebuah kebiasaan. Maka kita harus sadar bahwa yang paling laku, paling sukses belum mesti sesuatu yang paling mempunyai hak atas kesuksesan itu.

Jadi "qwerty" keyboard bukan solusi terbaik, tidak mempunyai hak untuk mendapatkan "kesuksesan" seperti sekarang. Namun karena alasan lebih dulu terpakai orang, terbiasa sehingga orang malas mengubahnya. Dan ternyata semua orang memakai ini semua.

Dalam kehidupan kita, banyak hal yang tidak adil. Banyak hal yang tidak bijaksana. Banyak hal terjadi karena suatu hal menjadi berbeda dengan apa yang kita pikirkan. Orang yang rajin menjadi sukses ok. Tapi ada orang yang rajin tidak sukses-sukses. Sebaliknya ada yang malas menjadi sukses.

Anda harus tahu bahwa hidup ini memang tidak adil. Kita sendiri yang harus membentuk diri kita untuk meng-’adil’-kan diri kita sendiri sehingga kita mampu mensukseskan diri kita sendiri. Bahkan kadang-kadang menjadi pemenangnya. Yakni menciptakan sesuatu yang sebenarnya tidak layak sukses tiba-tiba menjadi sukses.

Ada faktor ’randomness’, ketidakpastian, sesuatu yang kebetulan terjadi dalam kehidupan kita. Karena hal ini terjadi karena adanya sesuatu hal yang lain, ’unpredictable reason’. Suatu alasan yang tidak dapat anda tebak dan kebetulan itu yang terjadi pada diri anda.

Terusin baca..

Jangan Gampang Menilai Sesuatu

Saya ingin mengingatkan anda untuk tidak gampang menilai sesuatu. Jangan terjebak untuk menggeneralisasi sesuatu dari bagian yang kecil dari sesuatu secara pintas dan tanpa melakukan pengamatan secara seksama dan mendalam.

Saya sering dengar perkataan seperti ini, ”Orang yang suka olah raga di gymnasium itu adalah orang yang bodoh.” Tidak selalu. Ada yang memang bodoh, tapi juga ada yang pandai. ”Kalau ada wanita yang cantik parasnya, pasti otaknya tidak encer”. Tidak. Banyak juga wanita cantik, tapi encer sekali otaknya.

Jadi banyak hal yang anda nilai dari generalisasi yang keliru dalam kehidupan ini. Ketika anda lihat, ”Wah orang ini hidungnya ditindik - diberi anting berlian hidungnya-, pasti dia menganut aliran bebas dalam kehidupannya.” Belum tentu. Bisa saja dia melakukan itu karena kesehatan.

Lebih berbahaya lagi kalau kita melakukan generalisasi yang keliru dalam kehidupan bisnis. ”Pokoknya kalau orang naik Mercy boleh diberi hutang yang banyak.” Kalau anda melakukan ini, cepat bangkrut anda. Yang pakai Mercy tidak mesti boleh diberi hutang. ”Orang yang pakai cincin berlian besar-besar dapat dipercaya Pak! Kan dia kaya.” Tidak. Banyak penipu yang memakai cincin berlian besar-besar.

Banyak hal dalam kehidupan ini karena sesuatu dan lain hal, menjadi terbiasa kita untuk melakukan penilaian cepat dengan menggeneralisasi sesuatu. Mengganggap sesuatu yang dinilai itu sebagai sesuatu yang pasti dan benar. Misal kita pernah ditipu oleh orang dari suku daerah tertentu. Maka kita akan gampang menuduh orang lain dari suku daerah yang sama sebagai penipu.

Contoh lain, kita datang di suatu restoran. Kita pesan misal tahu campur. Ternyata tidak enak. Langsung saja kita menilai restoran ini jelek, semua makananya tidak enak. Tidak, belum tentu. Bisa saja yang tidak enak memang tahu campurnya, tapi semuanya yang lain enak semua.

Karena itu kita harus belajar lebih awas dalam melihat sesuatu dalam bisnis dan kehidupan kita. Melihatnya lebih dalam dan seksama. Melakukan cek dan re-cek. Bertanya sana-sini. Mencari informasi dari berbagai sumber. Jangan melihat dan merasakan sesuatu yang sedikit itu, terus kita gampang menilai dengan menggeneralisasikan semuanya (yang besar) dengan sesuatu yang kecil itu. Tidak semua hal dapat digeneralisasikan. Bahkan kebanyakan jadi berbahaya kalau kita sama ratakan dan pukul rata (pokrol bambu), semua disamakan seperti itu.

Jadi berhati-hatilah dalam mengasumsikan sesuatu. Kita seharusnya lebih cerdik dan cerdas dalam mengamati sekeliling kita.

Terusin baca..

Memaafkan Musuh Membahagiakan Diri

Dalam kehidupan selalu saja ada teman, saudara, kerabat kita yang sekarang bermusuhan dengan kita. Padahal dulunya mereka berhubungan baik dengan kita. Karena di suatu saat, entah sebuah kejadian kecil atau sebuah pertengkaran, tiba-tiba mereka menjadi tidak berhubungan lagi. Menjauh dari kita. Menelpon tidak, berkirim sms tidak. Bahkan kalau ketemu di jalan, seolah-olah tidak kenal. Padahal dulunya kita berhubungan baik sekali.

Berikut ada tips dari saya yang bisa dipraktekkan. Sebuah usaha yang mungkin berguna bagi anda, kebahagiaan dan kesuksesan anda di masa mendatang.

Bila anda memiliki saudara, teman, kerabat yang dulunya baik, tapi karena sesuatu hal atau kejadian yang membuat kesalahan, bisa karena dia atau anda, lalu menjadi renggang hubungan. Bisa jadi hal itu karena kesalahpahaman, ketidakmengertian, kurangnya komunikasi sehingga dia tiba-tiba tidak mau bicara dengan kita.

Kalau memang kejadiannya seperti ini, cobalah diam sejenak dan bayangkanlah orang itu. Kenanglah kebaikan dia dulu. Saat-saat manis yang anda lakukan bersama. Ingatlah saat dia menolong anda dalam kesulitan. Atau hal-hal yang baik yang terjadi di antara anda. Lalu anda pikirkan bagaimana sampai terjadi putus hubungan. Saat anda tidak lagi bersahabat. Coba dipertimbangkan besarnya kesalahan, mungkin cuma kecil yang bisa dilupakan.

Telponlah dia. Telpon saja. Tidak usah susah-susah ketemu. Ketika telpon anda bilang, ”Halo saya ini bla..bla.. Lama kita tidak ketemu ya. Maaf, saya cuma telpon sebentar saja. Dulu kita pernah bersahabat baik ya.. Ingat kita dulu sering jalan-jalan bersama. Mungkin karena satu dan lain hal di tahun 1978 atau apalah, kita menjadi tidak enakkan.”

Lalu kita lanjutkan, ”Dan saat ini saya merasa tidak enak. Karena dulu kita bersahabat dengan baik, sekarang kita jadi tidak pernah bicara atau berhubungan lagi. Alangah baiknya suatu saat kita bisa bertemu, berbicara bahkan berjalan-jalan lagi. Segini saja ya. Dag.. dag..” Telpon kita tutup.

Saya percaya anda punya musuh di dalam hati anda. Anda juga punya ketidak-enakkan di dalam hati anda. Bila ini ada, cobalah cari, hubungi dia dan telpon saja. 10 atau bahkan 5 menit saja. Katakan kalau dia masih marah, tidak apa-apa. Yang penting kita sudah mengatakan apa yang ada dalam hati kita. Mungkin sekarang belum waktunya. Mungkin suatu saat nanti, kita bisa bersahabat lagi. Selesai, tutup teleponnya.

Kita lakukan itu. Tidak apa-apa. Tidak ada ruginya. Tetapi ini semua akan memperkaya khasanah kejiwaan kita untuk menjadi manusia yang lebih besar.

Ini semua adalah sebuah cara kita untuk memaafkan diri kita sendiri untuk memaafkan

Terusin baca..

Rahasia Penulis Hebat Nora Ephron

Nora Ephron adalah seorang penulis yang telah dikenal dalam karyanya seperti 'Silkwood', 'When Harry Meets Sally' dan 'Sleepless in Seatle'. Beberapa karyanya di antaranya menjadi film box office. Selain dia dikenal sebagai penulis skenario, Tulisannya banyak ditemukan di beberapa majalah terkenal di Amerika seperti New York Post, Esquire dan lainnya.

Yang menarik, dalam sebuah wawancara, Epron ditanyai rahasia suksesnya. Rahasianya ini, katanya, dimulai dari gurunya yang sangat dicintai dan sangat dihormati. "Saya masih ingat waktu hari pertama masuk sekolah ada tugas untuk membuat tulisan," katanya. Dalam tugas itu sang guru meminta semua murid untuk membuat sebuah tulisan yang nantinya seakan-akan dimuat dalam majalah dinding sekolah. Tulisan itu tentang adanya sebuah seminar di SMA 3 di hari senin mendatang. Rencananya akan dihadiri oleh gubernur dan walikota setempat. Seminar ini membahas bagaimana cara mengajar yang baik hasil penemuan terbaru dari Universitas Stanford.

Maka setelah tugas ini dijelaskan oleh guru, para murid mulai mengerjakan tugasnya dengan sungguh-sungguh. Mereka menulis dengan kata-kata yang bagus dengan data yang akurat. Mereka percaya bahwa untuk melihat sesuatu itu harus mengikuti kaidah 5W 1H (What, When, Where, Who, Why dan How). Semuanya ditulis dengan cukup akurat sekali. Setelah waktunya habis, tugas dikumpulkan dan diperiksa oleh guru tersebut.

Setelah melihat semua tulisan dia berkata, "Semua tulisan pada dasarnya sudah baik. Tapi seharusnya tulisan yang bagus berjudul seperti ini.... 'Senin depan sekolah libur'. "Bayangkan," kata Nora Epron, "Ketika mendengar itu langsung bulu kudukku berdiri. Ini baru jurnalisme yang tepat."

Ternyata membuat tulisan yang baik, harus dilihat dari cara pandang sebagai siswa SMA ini. Kata2 'Hari senin depan libur', akan membuat mereka tertarik. Tapi kalau ditulis 'Senin depan ada seminar para guru', percuma, mereka tidak tertarik untuk membacanya. Jadi kita harus belajar melihat kepada siapa kita bicara. Harus memperhatikan kepada siapa kita menulis. Apa kepentingan orang itu terhadap apa yang kita bicarakan atau kita tulis.

Maka sejak itu Nora Ephron sangat tertarik dengan jurnalisme dan mencoba menulis dari sudut pandang apa yang menarik bagi para pembacanya. Demikian juga dengan kita, seharusnya kita melakukan sesuatu; berbicara, menulis, diskusi, selalu mulailah dengan pikiran memperhatikan kepentingan mereka.

Terusin baca..

Cara Kerja memori otak Kita

Seorang pakar dari Duke University, David Rubin mencoba mempelajari cara kerja memori otak manusia. Bagaimana cara kerjanya? Untuk menngetahui jawaban ini, cobalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:

1. Apa nama ibukota negara Filipina ?
2. Apa kalimat pertama dari lagu Padamu Negeri ?
3. Bagaimana gambar dari lukisan 'monalisa' yang terkenal itu ?
4. Apa anda ingat bagaimana bentuk rumah anda ketika anda masih kecil sekali ?
5. Wajah cantik siapa yang pernah anda kenal dalam kehidupan anda ?
6. Apa sih pengertian dari kata "kebenaran" itu ?
7. Bagaimana bentuk jeruk nipis itu ?

Nah, 7 hal pertanyaan ini memberikan sensasi yang berbeda pada otak kita. Ketika anda ditanyai pengertian dari kebenaran, pikiran anda akan melebar kemana-mana. Kebenaran rasanya abstrak. Lalu ketika anda menjawab pertanyaan jeruk nipis, anda ingat rasanya yang kecut. Tiba-tiba di mulut anda keluar air liur. Ketika anda ditanyai wajah siapa yang tercantik yang kita kenal, maka anda mencari-cari di waktu kecil siapa yang tercantik. Bila anda ditanya lagu Padamu Negri, tiba-tiba ada musik berputar di otak anda. Dan saat ditanya ibukota Filipina anda teringat saat pelajaran IPS di waktu sekolah dasar.

Ternyata ingatan kita tentang sesuatu itu bukanlah seperti laci-laci di lemari buku kita. Tapi seperti 'velcro', karena itu teori ini dinamakan sebagai 'Theory Velcro Theory of Memory'. Velcro itu ada 2 barang, barang yang satu seperti plastik dan yang lainnya seperti kumpulan benang. Kalau ditempelkan keduanya menjadi lengket, kalau ditarik kret.. kret.. lepas. Seperti tutupnya sepatu atau jaket dan barang-barang lain. Ini penemuan menarik di abad ini. Jadi velcro ini kalau ditempelkan lekat, kalau ditarik lepas.

Ingatan kita seperti itu. Banyak kaitan antara ingatan satu dengan lainnya. Saling berkaitan, saling menyambung. Sehingga bila kita lupa menjadi ingat kembali kalau kita diingatkan dengan mengaitkan sesuatu yang sudah diingat.

Kita mampu membuat lebih banyak sensasi dengan rasa, ingatan akan lebih mudah diingat dengan sesuatu yang relevan. Orang lebih mudah mengingat jeruk nipis daripada mengingat penegertian kebenaran itu seperti apa. Dan dengan mengetahui ini maka bila kita membuat iklan, membuat suasana hotel, membuat suasana restoran, buatlah sesuatu yang mengesankan sebagai rasa, misal suasana ruang, pelayanan dan lainnya. Jadi kalau kita bisa memberikan sensasi lebih banyak, maka ingatan pelanggan akan lebih mudah menangkap dan mengingatnya. Ilmu neuroscience dalam membedah teknologi otak manusia masih dalam fase dini. Kita mulai belajar mengerti tentang bagaimana kita mengingat sesuatu. Manfaatkan apa yang mulai kita ketahui dan pelajari untuk kepentingan bisnis dan kehidupan kita.

Terusin baca..